Anggota DPRD Lutim Prima Eyza Purnama, Perihatin Atas Semakin Maraknya Kasus Asusila dan Pelecehan Seksual

Gaskanindonesia,Lutim- Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 yang jatuh pada hari ini menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen masyarakat akan pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak sebagai generasi penerus bangsa.

Prima Eyza Purnama, Anggota DPRD Kabupaten Luwu Timur dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Fraksi PAN,  menjabat sebagai Anggota Komisi I DPRD, menyampaikan ucapan selamat sekaligus seruan moral kepada semua pihak untuk meningkatkan perhatian terhadap keselamatan dan perlindungan anak, khususnya dari tindak kekerasan dan pelecehan seksual.

Bacaan Lainnya

“Hari Anak Nasional bukan sekadar seremonial tahunan. Ini adalah pengingat bagi kita semua, bahwa anak-anak adalah amanah dari Tuhan yang harus dilindungi lahir dan batin. Mereka adalah masa depan daerah dan bangsa ini,” ujar Prima.

Dalam pernyataannya, legislator perempuan ini juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas semakin maraknya kasus-kasus tindakan asusila dan pelecehan seksual, khususnya yang menimpa perempuan dan anak-anak di bawah umur, termasuk di wilayah Kabupaten Luwu Timur.

“Kita tidak bisa menutup mata. Laporan demi laporan terus muncul. Korbannya adalah anak-anak, sebagian bahkan masih usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Ini adalah darurat kemanusiaan, dan kita semua harus bertindak,” tegasnya.

Sebagai wakil rakyat yang bermitra dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prima Eyza menyerukan aksi kolektif lintas sektor untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak.

Ia secara khusus mengajak tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta anggota legislatif untuk, pertama, meningkatkan literasi publik dan edukasi perlindungan anak melalui berbagai saluran, termasuk sekolah, rumah ibadah, komunitas, dan media sosial.

Kedua, mengoptimalkan sistem pelaporan dan perlindungan, termasuk memperkuat Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), serta keberadaan lembaga rehabilitasi korban.

Ketiga, mengadvokasi korban secara berkelanjutan agar tidak mengalami reviktimisasi dan mendapat pendampingan hukum serta pemulihan psikologis.

Keempat, mendorong regulasi yang berpihak pada perlindungan anak dan perempuan, baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Tidak boleh ada anak-anak yang kehilangan masa depannya karena trauma dan kekerasan, apalagi kekerasan seksual. Satu anak menjadi korban sudah terlalu banyak untuk kita abaikan. Ini tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Prima Eyza Purnama menegaskan komitmennya sebagai legislator perempuan untuk terus menjadi bagian dari perjuangan perlindungan anak dan perempuan di Kabupaten Luwu Timur. Ia berharap Hari Anak Nasional 2025 ini menjadi momentum perubahan nyata dalam kebijakan dan budaya masyarakat yang lebih aman dan ramah terhadap anak.

Pos terkait