GASKANINDONESIA- Luwu Timur Suasana tenang Desa Buangin mendadak berubah menjadi kepanikan pada Sabtu siang, 29 November 2025. Seorang petani bernama Nurdin alias Pak Anto (57) tewas secara tragis setelah diserang seekor ular piton besar yang muncul dari semak belukar ketika ia pulang dari kebun bersama istrinya.
Peristiwa mengerikan itu terjadi sekitar pukul 13.00 WITA. Korban yang mengendarai sepeda motor bersama istrinya, Fatmah (54), melintasi jalan sempit yang dipenuhi pepohonan lebat. Saat keduanya hendak keluar dari area rimbun, tiba-tiba seekor piton raksasa melompat dari balik semak dan menggigit kaki korban.
Guncangan keras membuat keduanya terjatuh bersama sepeda motor. Nurdin tertindis kendaraan, tak sempat menghindar. Dalam hitungan detik, ular itu langsung melilit tubuhnya kuat-kuat, terutama di bagian perut. Lilitan itu semakin kencang, dan korban hanya mampu mengerang kesakitan.
Sementara itu, Fatmah menangis histeris. Dengan tangan gemetar, ia mencoba menarik tubuh suaminya, namun tak mampu melawan kekuatan reptil tersebut. Teriakan minta tolongnya menggema di seluruh penjuru dusun.
Warga yang mendengar jeritan itu berlari menuju lokasi. Sesampainya di tempat kejadian, mereka disambut pemandangan yang membuat bulu kuduk berdiri: piton besar melilit tubuh korban yang sudah tampak lemah dan tak berdaya.
Dengan keberanian yang dipaksa oleh keadaan, beberapa warga menghunus parang. Terjadi pergulatan dramatis antara manusia dan hewan buas itu—parang diayunkan berkali-kali, disertai teriakan panik dan ketegangan luar biasa. Setelah beberapa tebasan, ular akhirnya mati dan lilitannya bisa dilepas.
Namun, harapan itu datang terlambat. Nurdin telah meninggal dunia. Tubuhnya tak lagi bergerak, dan suasana berubah menjadi tangis duka.
Jenazah korban kemudian dibawa ke kampung asalnya di Siwa, Kabupaten Wajo, untuk dimakamkan. Diketahui, korban bukan warga asli Desa Buangin; ia hanya datang untuk berkebun bersama istrinya dan sementara tinggal di Dusun Garkin.
Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi warga yang menyaksikannya dan menjadi pengingat bahwa bahaya satwa liar masih mengintai di daerah terpencil dan rimbun.
Lap : Tim





